Cara Mengatasi Kecemasan Di Masa Pandemi

Cara Mengatasi Kecemasan Di Masa Pandemi – Memiliki anak merupakan dambaan mulia hampir semua pasangan. Untuk mencapai hal tersebut perlu melalui satu fase penting yaitu kehamilan. Kehamilan merupakan suatu kebahagiaan sekaligus kekhawatiran bagi wanita. Ia bahagia karena akan mempunyai anak seutuhnya yang melengkapi hidupnya sebagai seorang wanita, dan ia juga khawatir karena diliputi perasaan takut dan cemas akan apa yang mungkin menimpa dirinya, terutama saat melahirkan. Menghadapi persalinan merupakan salah satu hal yang dapat menimbulkan kecemasan.

Kecemasan adalah kekhawatiran atau ketegangan yang samar-samar, perasaan tidak nyaman dan ketidakpastian serta kurangnya sesuatu yang nyata yang pernah dialami dan dikaitkan sebagai seseorang.

Cara Mengatasi Kecemasan Di Masa Pandemi

Cara Mengatasi Kecemasan Di Masa Pandemi

Kesehatan ibu hamil di era krisis Covid-19 sudah seharusnya menjadi prioritas dunia medis saat ini. Betapa tidak, generasi penerus bangsa ada bersama mereka dan kita harus menjaga (pengelolaannya) dengan baik agar mereka terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Bagaimana situasi ibu hamil selama epidemi Covid-19 merupakan penelitian khusus yang sangat menarik bagi kami, dan di bawah ini kami jelaskan bahwa merupakan tanggung jawab kami untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan kesehatan (Leo, 2020).

Terapi Atasi Kecemasan Remaja Pada Masa Pandemi

Menurut Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), 64,3 persen dari 1.522 responden mengalami masalah psikologis berupa kecemasan atau depresi pasca pemeriksaan kesehatan jiwa mandiri secara online akibat dampak pandemi COVID-19. Dari 1.522 responden, mayoritas adalah perempuan sebanyak 76,1 persen dengan usia minimal 14 tahun dan maksimal 71 tahun.

Selain itu, hasil penelitian (Leo, 2020) menunjukkan 99 ibu hamil memenuhi kriteria penelitian. Ia menemukan 72 dari 99 ibu hamil atau 72,7% tidak mengalami kecemasan. Sedangkan kecemasan ringan sebanyak 27 ibu hamil atau 27,3%, dengan kecemasan ringan sebanyak 24 ibu hamil (24,3%) dan kecemasan ringan sebanyak 3 ibu hamil (3%). Beberapa kelompok pertanyaan terkait gejala kecemasan sedang dan berat pada ibu hamil muncul dari kuesioner HAM-A. Beberapa kelompok pertanyaan berkaitan dengan perasaan cemas, tegang, takut, susah tidur, dan gangguan kognitif (seperti konsentrasi atau daya ingat yang buruk).

Skrining Kesehatan Mental COVID-19 meneliti tiga faktor psikologis, yaitu kecemasan, depresi, dan trauma psikologis. Gejala utama kecemasan yang dilaporkan responden adalah perasaan akan terjadi sesuatu yang buruk, rasa cemas yang berlebihan, mudah tersinggung atau mudah tersinggung, dan sulit bersantai. Gejala utama depresi yang kita alami antara lain insomnia, kurang percaya diri, kelelahan, kurang energi dan kehilangan minat. Responden merasakan separuh waktu dan hampir sepanjang hari dalam dua minggu terakhir.

Hingga 80 persen orang mengalami gejala stres traumatis setelah mengalami atau menyaksikan kejadian buruk terkait COVID-19. Dari responden yang mengalami kerusakan otak, 46 persen mengalami gejala berat, 33 persen mengalami gejala sedang, 2 persen mengalami gejala ringan, dan 19 persen tidak mengalami gejala. Gejala umum gangguan stres pascatrauma adalah perasaan jarak dan keterpisahan atau keterputusan dari orang lain dan perasaan fokus, perhatian, dan konsentrasi yang konstan. Selain itu, ada gejala lain seperti mati rasa, mudah tersinggung atau marah, susah tidur, dan sulit berkonsentrasi.

Pemberian Terapi Thought Stoping Untuk Mengatasi Kecemasan Akibat Penyakit Fisik Pada Lansia

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil antara lain kurangnya informasi tentang penyakit, dukungan keluarga, kecukupan finansial (Lexshimi, dkk; 2007), stres lingkungan (Cury & Menezes, 2007), mual dan muntah (faktor kesehatan ibu hamil) ( Swallow et al., 2004), sikap terhadap kehamilan dan kemampuan mengelola kehamilan (Gurung, et al., 2005), proses koping kehamilan (Bibring, dalam Stotland & Stewart, 2001) keduanya (Andriana, 2007) dan sosio-psikologi (Gross dan Helen, 2007), serta informasi tentang pengalaman melahirkan yang menakutkan (Andriana, 2007).

Lalu bagaimana jika ibu hamil mengalami kecemasan di masa baru COVID-19? Terlebih lagi, kecemasan dapat mempengaruhi kondisi psikologis dan fisik ibu hamil, serta kesehatan janin (Schetter & Tanner, 2012). Berikut hal yang bisa dilakukan ibu hamil untuk mengelola stres:

Tuliskan apa yang sebenarnya dikhawatirkan oleh ibu hamil. Tak hanya itu, ibu hamil juga bisa ngobrol dengan suaminya sehingga membuat ibu hamil semakin khawatir dengan kehamilannya di tengah wabah ini. Apakah Anda takut pergi ke rumah sakit? Atau justru rasa takut tertular saat hamil yang pada akhirnya memaksa ibu hamil untuk berdiam diri di rumah tanpa melakukan aktivitas yang baik? Jika Anda mengetahui dari mana rasa cemas ibu hamil berasal, teleponlah suami Anda untuk mencari solusi bersama. Tak hanya itu, Bumil juga bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan atau psikolog untuk mengetahui solusi apa saja yang bisa Bumil lakukan.

Cara Mengatasi Kecemasan Di Masa Pandemi

Akses informasi mengenai perkembangan COVID-19 penting untuk memprediksi situasi kita. Namun mencari lebih banyak berita tentang Covid-19 juga kurang baik bagi para ibu, karena dapat menimbulkan rasa cemas yang berlebihan dan menimbulkan rasa takut yang tidak dapat dicegah. Saat ini, sangat perlu dilakukan pembatasan pencarian informasi mengenai Covid-19.

Perhatikan Kesehatan Mental Remaja Saat Pandemi Covid-19

Peningkatan aktivitas terbukti mengurangi kecemasan dan meningkatkan coping (cara memecahkan masalah). Bagi ibu hamil, aktivitas yang bisa dilakukan antara lain membaca buku, menonton film, olahraga ringan, bermain bersama anak, memasak makanan kesukaan keluarga, dan lain-lain.

Kecemasan mudah terlihat jika ibu hamil merasa lelah. Makan teratur, tidur yang cukup dan berolahraga merupakan aktivitas terpenting yang perlu dilakukan selama penyakit ini. Tentu saja, lakukan aktivitas olahraga yang masih Anda lakukan

 Berhati-hatilah dengan orang lain dan hubungi benda atau orang lain. Jika sulit keluar rumah, ibu hamil bisa melakukan senam hamil melalui fungsi langsung aplikasi media sosial yang sering dilakukan oleh pelatih yoga atau senam prenatal.

Menerapkan praktik keluarga sehat akan membantu ibu hamil menciptakan pengalaman positif. Ibu hamil dapat mencetak kalimat pengingat, misal;

Cara Mengatasi Kecemasan Di Tengah Pandemi Covid 19, Begini Penjelasan Dr Erickson Arthur Siahaan,

Hal terbaik yang dapat dilakukan ibu hamil untuk melindungi dirinya selama masa ini adalah dengan melindungi dirinya dan lingkungan serta membatasi aktivitasnya di tempat umum. Apabila ibu hamil membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain, ibu hamil dapat mengajak teman atau saudaranya untuk berinteraksi dan bergabung dalam komunitas parenting. Untuk memastikan kesehatan janin, ibu hamil dapat berkonsultasi dengan dokter atau petugas kesehatan, hal yang biasa dilakukan ibu hamil. Setelah janji temu, disarankan untuk menghindari pertemuan sosial dan menjaga kebersihan diri – Dengan ditutupnya sekolah dan berbagai kegiatan penting ditangguhkan, banyak anak muda melewatkan beberapa momen terbesar dalam hidup mereka – serta momen sehari-hari seperti mengobrol dengan teman dan berpartisipasi . di sekolah.

Kaum muda mengalami situasi baru ini tidak hanya dengan depresi, tetapi juga dengan kecemasan dan rasa terisolasi serta terbebani akibat perubahan hidup yang tiba-tiba akibat wabah tersebut.

Menurut analisis data yang disajikan oleh Unicef, hingga 99 persen anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun di seluruh dunia (2,34 miliar) tinggal di salah satu dari 186 negara yang memberlakukan pembatasan mobilitas akibat COVID-19. Sekitar 60 persen anak-anak tinggal di salah satu dari 82 negara yang mengalami kemacetan total (7 persen) atau sebagian (53 persen) – mewakili 1,4 miliar anak muda.

Cara Mengatasi Kecemasan Di Masa Pandemi

Menurut survei Global Health Data Exchange tahun 2017, 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Artinya, satu dari sepuluh orang di negeri ini menderita penyakit jiwa.

Berpartisipasi Dalam Sosialisasi Germas

Berdasarkan data kesehatan jiwa remaja di Indonesia saja pada tahun 2018 terdapat 9,8% prevalensi gangguan jiwa dengan gejala depresi dan kecemasan pada remaja usia >15 tahun, meningkat dari tahun 2013 yang hanya 6% dari prevalensi Gangguan dan gejala kejiwaan. depresi dan kecemasan pada remaja usia >15 tahun. Sementara itu, prevalensi penyakit jiwa berat seperti skizofrenia mencapai 1,2 per seribu penduduk pada tahun 2013.

Ketika kesehatan mental remaja Anda tertekan, Anda mungkin memperhatikan gejala-gejala seperti kemurungan, penurunan nafsu makan, sulit tidur/insomnia, dan kecemasan yang berlebihan.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental pada remaja adalah dengan memberikan pemahaman kepada remaja untuk menyadari bahwa kecemasan yang dialaminya adalah hal yang wajar. Kecemasan yang dialami oleh remaja adalah fungsi yang normal dan sehat dalam mengingatkan kita akan ancaman dan membantu kita mengambil langkah untuk melindungi diri kita sendiri.

Mencari informasi akurat dari sumber terpercaya, mengurangi penggunaan media sosial, dan membatasi melihat/mengikuti berita seputar virus Corona juga dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan generasi muda. Jika memungkinkan, orang tua dapat bermitra dengan remaja. Memberikan ruang bagi remaja untuk terbuka mengenai kekhawatirannya kepada orang tuanya.

Webinar Psikologi: Hadapi Stres Dan Kecemasan Dengan Act Dan Rcope

Tidak terlalu banyak membicarakan virus Corona atau mencari selingan dalam aktivitas yang menyenangkan dan produktif dipandang sebagai cara untuk mengurangi kecemasan dan mengurangi stres di kalangan anak muda.

Mintalah remaja menghubungi teman sebayanya untuk terhubung, berbagi cerita, dan mengungkapkan perasaan mereka. Dengan cara ini, kemalasan kaum muda dapat dikurangi selama epidemi. Depresi dan kecemasan adalah dua hal yang berbeda. Kecemasan sendiri merupakan salah satu jenis emosi yang ditandai dengan perasaan tidak menyenangkan akibat gejolak batin. Di sisi lain, depresi adalah suatu kondisi kronis di mana seseorang terus-menerus merasa sedih atau putus asa. Namun penderita depresi biasanya mengalami stres yang berlebihan, seperti merasa gelisah, mudah tersinggung, sulit tidur, dan stres.

Apalagi dengan situasi terkini mengenai mewabahnya virus corona. Kecemasan yang berlebihan membuat Anda kehilangan semangat hidup dan menguras energi.

Cara Mengatasi Kecemasan Di Masa Pandemi

Memang tidak mudah menghilangkan stres, apalagi depresi. Namun, Anda tetap harus melatih pikiran untuk mencari cara mengatasinya agar perasaan negatif tersebut tidak mengganggu aktivitas bahkan kesehatan Anda.

Waspada Dampak Psikologis Akibat Pandemi Covid-19, Cegah Dan Tanggulangi Dengan Layanan Kesehatan Mental!

Biasanya, ketika seseorang mengalami stres yang ekstrem, ia akan cenderung menarik diri dari lingkungannya. Padahal, salah satu cara mengatasi depresi adalah dengan mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang terdekat. Saat Anda mengalami kecemasan atau depresi, cobalah untuk mengungkapkannya

Cara mengatasi stress di masa pandemi, cara mengatasi stres di masa pandemi, mengatasi stress di masa pandemi, mengatasi stres di masa pandemi, pendidikan di masa pandemi, investasi di masa pandemi, cara mengatasi kecemasan masa depan, cara sehat di masa pandemi, kecemasan di masa pandemi, cara mengatasi kredit macet di masa pandemi, cara mengatasi kesehatan mental di masa pandemi, mengatasi kecemasan di masa pandemi

Artikel Terkait

Leave a Comment